Masing-masing kita pasti pernah mengomsumsi anggur bukan? Bagaimana rasanya? Manis bukan? Rasa manis ini tentu karena pokok induknya yang memiliki gen menghasilkan anggur yang manis. Apabila kita pernah memperhatikan tukang kebun dalam merawat suatu tanaman, maka salah satu hal utama yang bisa kita lihat adalah memangkas tanaman tersebut disana sini. Tapi tidak sembarang memangkas tentunya. Setiap pangkasan yang dilakukan memiliki alasan tertentu.
Melalui renungan dari Yohanes 15:1-8, kita diingatkan kembali bahwa Yesuslah pokok anggur yang benar dan Allah adalah tukang kebunnya. Pokok anggur “yang benar” artinya pokok yang subur dan dapat menumbuhkan ranting-ranting yang berbuah. Peran Bapa disini menunjukkan bahwa baik pelayanan-Nya dan murid-murid-Nya sebagai cabang berada di bawah kendali Bapa yang berdaulat untuk memilih cabang mana yang dipotong dan mana yang dibiarkan tetap tinggal di dalam Putra-Nya (pokok anggur yang benar). Cara mendapatkan buah yang baik dari pohon adalah dengan melakukan pembersihan yaitu berupa pemotongan ranting-ranting yang melekat . Pembersihan ini ditujukan pada:
1. Ranting yang berbuah (yaitu dengan membersihkan dan memangkas daun-daun yang terlalu lebat)
2. Ranting yang tidak berbuah (karena akan mempengaruhi kualitas ranting lain)
Ranting yang berbuah dibersihkan dan mengalami pemangkasan agar berbuah lebat artinya segala sesuatu yang menghalangi kuasa Roh Kudus didalam kita harus dipotong. Pembersihan dan pemangkasan ini memang sakit tapi memiliki tujuan yang sangat indah. Sama halnya masalah dan pergumulan yang terjadi dalam hidup kita, mungkin terasa sakit. Namun melalui proses ini, kita makin “dibersihkan” oleh Dia. Apabila kita dapat melewati masa-masa ini, maka kita akan naik level dihadapan-Nya.
Ranting yang tidak berbuah sama halnya seperti parasit yang mengganggu. Oleh karena itu mereka harus dibersihkan dan dipangkas. Hal ini ditujukan pada orang yang terus melakukan kehendaknya sendiri dan tidak menghasilkan apa-apa, ia haruslah dibuang/ disingkirkan. Tangan Allah yang membersihkan dan menyingkirkan orang semacam itu. Dengan sendirinya seseorang yang tidak didalam Kristus, orang itu akan kehilangan karunia terbesar yaitu tinggal bersama Yesus selama-lamanya di Surga. Seorang yang diluar Kristus ia akan menerima konsekwensi kematian kekal yang disinggung dalam Yohanes 15:6 yaitu dicampakkan ke dalam api dan dibakar.
Kita sebagai ranting, hanya dapat hidup apabila kita melekat pada pokok yang benar. Kita sebagai ranting agar bisa menghasilkan buah yang lebat, kita harus memiliki hubungan yang baik dengan pokok kita. Hubungan yang baik ini akan terbina apabila kita mengetahui dan melakukan hal-hal yang Dia kehendaki yaitu melalui pembacaan firmannya dan juga melalui persekutuan-persekutuan. Dan biarlah kita senantiasa bersyukur buat segala proses pembersihan dan pemangkasan yang terjadi dalam hidup kita, karena walau terasa menyakitkan, proses tersebut membuat kita lebih dibentuk lagi serta menghasilkan hidup yang berkualitas dan memberkati. J
tugas slt
BalasHapus