Sabtu, 09 Mei 2009

The Beginning of My Spiritual Journey



Aku lahir dan tumbuh dari keluarga Kristen. Namun selama 18 tahun, aku hidup dalam ketidakpahaman mengenai makna Kekristenan itu sendiri. Menurutku inti dari kekristenan adalah keselamatan. Namun pada saat itu aku tidak menyadari hal tersebut. Aku tahu bahwa Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari dosa-dosa. Namun hal tersebut hanya sebatas hapalan di otakku.



Sampai pada saat PMB PMK ITB . Saat itu aku, mentorku membagikan kertas berisi pertanyaan : “ Saat meninggal nanti, apakah kamu tahu akan masuk surga? Jika ya, kenapa? Apa karena perbuatan baik?. Saat itu aku termenung sejenak. Dan entah mengapa aku menjawab bahwa aku yakin akan masuk surga. Karena Yesus telah mati untuk menyelamatkan aku. Benar memang jawaban tersebut. Sangat tepat. Tapi, jujur aku menjawabnya karena aku telah hapal kata-kata tersebut di kepalaku, tetapi aku tidak mengerti sebenarnya apa yang kutulis. Sampai akhirnya, beberapa hari kemudian, mentorku melakukan follow-up. Saat itu, aku datang dan saat itu dia menjelaskan mengenai 4 Hukum Rohani. Dan barulah aku tersadar mengenai makna keselamatan bahwa Allah yang sungguh besar dan agung mau turun ke dunia untuk menebus dan menyelamatkan manusia.



Pada saa itu juga aku lahir baru, walau sebenarnya saat itu ada perasaan takut apakah yang kulakukan benar atau salah. Namun seiring, waktu aku mulai diubahkan. Mugkin dulu iku adalah orang yang sangat keras kepal( walau sekarang juga sih, sedikit dan kadang-kadang, heuheuheu), sulit sekali memaafkan, dan merasa gak pernah salah (paraaahh banget). Aku ingat sekali, dulu, aku gak akan mau pernah minta maaf lebih dulu jika bermasalah dengan orang lain, sampai orang tersebut sudah minta maaf bahkan sampai berkali-kali. Aku mudah sekali merasa dendam dan menyimpan kepahitan. Teman-temanku saat itu juga sudah sangat mengenalku kalau aku itu sangat sensitif. Yap, memang hal itu benar. Jika ada orang yang mengkritik atau mungkin bercanda, aku bisa sakit hati dan mendiamkan orang tersebut secara tiba-tiba. Tapi itu aku yang dulu. Setelah lahir baru dan seiring pengenalanku pada Kristus makin mendalam [melalui saat teduh (aku baru melakukannya setelah lulus dari SMA) dan berdoa, juga persekutuan], aku ngerti apa yang udah Tuhan lakukan buat hidupku dan hendaknya kita ngelakuin hal yang telah Yesus lakuin padaku karena Dia telah lebih dulu melakukannya padaku. Walaupun tidak secara drastis, namun aku merasa menjadi orang yang lebih baik dari yang dahulu.



Aku pun memilih salah satu lembaga pelayanan di kampus. Dan aku baru memperoleh pemuridan pada semester kedua. Mungkin karena rencana Tuhan, aku memperoleh pembimbing rohani yang juga merupakan mentorku pada saat itu. Sejak saat itu aku pun aku mulai bertumbuh. Aku tahu Tuhan ikut campur tangan dalam setiap pertumbuhanku. Dan Dia memang sungguh Allah yang baik, yang ga memaksa aku untuk berubah secara instan. Thanks Lord.