Ketergantungan pada air tanah
semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Contohnya di
Kabupaten Lembang, penduduk yang mendapatkan akses air PDAM hanya sekitar 27%.
Nah, sisanya? Tentu saja menggunakan sumber lain, antara lain air tanah. Tapi
tanpa kita sadari, pengambilan air tanah terus menerus ini memberi dampak penurunan
muka air tanah. Berdasarkan penelitian Murad Ali (2008), terjadi penurunan muka
air tanah hingga 30 m di Cekungan Air Tanah Bandung – Soreang. Penurunan muka
air tanah ini bisa disebabkan banyak faktor. Yang pertama, karena jumlah air
yang diambil jauh lebih banyak daripada air hujan yang terserap dan yang kedua
karena daerah untuk meresapkan air hujan semakin semakin akibat makin banyaknya
kawasan hutan yang menjadi pemukiman, perkebunan, dan kegiatan pariwisata. Hal
ini menyebabkan sebagian air hujan tidak bisa meresap ke tanah, melainkan
mengalir ke saluran drainase menuju sungai. Well,
hal ini juga yang menyebabkan drainase dan sungai kelebihan tampungan sehingga
meluap dan banjir.
Kita harus tau, bahwa sebenarnya kita perlu suatu teknologi
yang bisa menjamin kebersihan air minum kita. Salah satunya adalah pemurni air
seperti misalnya produk Pure It dari Unilever yang telah terbukti dapat
menghasilkan air yang terbebas dari zat berbahaya, bakteri, bahkan virus
sekalipun. Teknologi on site treatment seperti
ini yang sebenarnya paling cocok diterapkan di Indonesia mengingat banyaknya
daerah di Indonesia yang belum memiliki jaminan air bersih. 