Senin, 01 Juni 2009

Kuliah di Bimbel atau di Kampus?

Semua orang pasti tahu Institut Teknologi Bandung. Yap benar, Institut Teknologi Bandung yang biasanya disingkat ITB ini terkenal dengan mahasiswanya yang oke dalam bidang akademik. Maka tidak heran, jika ada yang membuat kepanjangan lain dari ITB sebagai Institut Teknologi Bangsa. Tapi, apa benar orang-orang yang berada di dalamnya adalah terbaik?
Beberapa tahun belakangan ini banyak sekali dibuka bimbingan belajar yang ditujukan untuk mahasiswa S1 tingkat pertama (TPB) ITB di dalam kampus. Dan herannya, begitu juga mahasiswa TPB yang mengikutinya.

Tapi benarkah ini?

Kehidupan akademik yang cenderung keras membuat mahasiswa yang baru “merasakan” ITB kewalahan. Yah, biasanya mahasiswa baru berusaha untuk beradaptasi dengan linkungan kampus yang sungguh berbeda dengan sekolah selama 12 tahun. Selain itu mereka cenderung mudah terkena stress akibat tuntutan orang tua ataupun kegiatan kuliah yang tidak sama lagi seperti SMA, serta ketakutan berlebihan tidak lulus TPB atau UAS yang dianggap mengerikan karena ditakut-takuti oleh senior. Saya sendiri mengalami sedikit stress pada masa-masa awal masuk kuliah sebab saya merasa kurang diantara teman-teman sekelas (padahal sepertinya ga gitu-gitu amat deh sebenanya.^^)

Oleh karena analisis kebutuhan tersebut, munculnya berbagai bimbingan bagi mahasiswa TPB merupakan angin segar bagi sebagian mahasiswa tersebut dalam hal ini bagi mereka yang tidak terbiasa dengan belajar secara pribadi. Seperti kita ketahui, sebagian besar, calon mahasiswa mengandalkan bimbingan belajar agar dapat lulus di perguruan tinggi favorit mereka. Rasanya jarang yang belajar sendiri. Hal inilah yang umumnya terbawa-bawa hingga kuliah. Semasa SMA dulu, biasanya siswa malas mendengar pelajaran di kelas yang disampaikan guru karena merasa akan diterangkan kembali di bimbingan belajar. Kalau menurut saya, inilah yang menjadi masalah pokoknya. Kurangnya kepedulian dalam mendengar. Untuk menyikapi itu, semua bimbel berlomba-lomba untuk menjadi yang paling atraktif, baik dari segi harga maupun segi pengajaran, semua solusi jawaban ujian baik yang rahasia maupun bisa dilihat terbuka di website, selebaran paket-paket privat dengan harga terjangkau. Pokoknya dibuat semirip mungkin dengan keadaan waktu SMA dahulu (bahkan ada yang lakukan try-out sebelum UTS/UAS).

Kalau menurut saya sih, sebenarnya mahasiswa tidak perlu ikut-ikutan gitu. Namanya juga udah “maha”siswa. Masa’ kehidupanya masih sama dengan seorang siswa yang harus dicekoki dengan ilmu. Yang ada, mahasiswa itu mencoba mencari ilmu itu sendiri. Salah satu cara pembentukan karakter kan bisa dari adaptasi kehidupan kampus yang keras (akademiknya). Dengan gitu, kita jadi belajar manage waktu agar dapat mengikuti materi kuliah (jangan sampe ketinggalan) tanpa harus jadi study oriented. Karena pada dasarnya, seharusnya kitalah yang membimbing bukan kita yang dibimbing. Kata orang kan ITB itu mesin pencetak pemimpin-pemimpin di negeri ini. Gimana hal itu terjadi kalo mahasiswanya adalah manusia yang ga bisa manage diri sendiri.

Yah, walaupun sebenernya fenomena ini bisa dimaklumin juga sih…Mahasiswa zaman sekarang makin lama makin individual dan ingin egois, jadi agak malas bersosialisasi dengan teman lain untuk belajar bareng. Selain itu, keadaan ekonomi mahasiswa sekarang pada umumnya menengah ke atas sehingga tidak terlalu ambil pusing untuk mengeluarkan uang demi kepentingan yang notabene untuk pendidikan, orang tua pun jarang yang melarang anaknya untuk ikut bimbel karena persepsi orang tua yang masih menyamakan cara belajar mahasiswa dengan siswa SMA. Faktor lain juga bisa seperti gak tau harus minta ajarin sama siapa karena mahasiswa TPB kebanyakan belum masuk himpunan jadi belum kenal dengan senior tingkat atas sejurusan (yang biasanya sangat membantu memberikan trik-trik dalam kuliah dan adaptasi dengan dosen-dosen) sehingga tidak heran mereka berusaha mencari pihak yang dapat menjadi solusi bagi masalah akademik mereka. Jadi sebenernya, kunci dari fenomena ini adalah kemandirian mahasiswa dalam menghadapi masalah tanpa harus bergantung dengan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar